Penulis : Enaldi
(Dewan Pembina DPK Kepmi Bone Lapawawoi UNM)
Engka Paseng Toriolo “Muaseng’ngi ga lomo-lomo pangulu’e, ri wari ampena, ri wari gau’na, ri wari ada-ada’na, nariala pengulu”. (Tidaklah Mudah Menjadi Seorang Pemimpin, ditakar sikap/perbuatannya, ditakar kelakuaanya, ditakar perkataan/ucapanya sehingga ia dijadikan pemimpin). Menjadi pengingat bagi kita semua, bahwa kepemimpinan adalah amanah yang harus dijalankan dengan penuh integritas, kebijaksanaan, dan tentunya keberpihakan kepada rakyat.
Kini, setelah proses demokrasi usai dan Bupati Bone yang baru telah dilantik, saatnya masyarakat menagih realisasi dari janji-janji politik yang telah diucapkan selama kampanye. Rakyat Bone tentu tidak ingin sekadar menjadi saksi dari seremonial pelantikan dan selebrasi kemenangan. Lebih dari itu, masyarakat menanti kebijakan nyata yang membawa perubahan bagi kesejahteraan dan kemajuan daerah.
Sebagai kabupaten dengan potensi besar di sektor pertanian, perikanan, dan perdagangan, Bone membutuhkan pemimpin yang tidak hanya pandai beretorika, tetapi juga mampu mengimplementasikan kebijakan yang memberdayakan ekonomi masyarakat. Program pemberdayaan petani dan nelayan, akses pasar yang lebih luas, serta dukungan terhadap UMKM atau Gadde-gadde harus menjadi prioritas agar ekonomi lokal semakin berdaya saing.
Selain itu, perbaikan infrastruktur, khususnya jalan, juga menjadi kebutuhan mendesak bagi masyarakat Bone. Banyak ruas jalan yang rusak dan belum mendapatkan perhatian serius, menghambat mobilitas warga serta distribusi hasil pertanian dan perikanan. Pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur jalan harus menjadi salah satu prioritas utama agar konektivitas antarwilayah semakin baik dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Menghadirkan pelayanan publik yang inklusif juga harus menjadi perhatian utama. Pendidikan dan kesehatan yang berkualitas harus lebih mudah diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Tidak ada lagi cerita anak-anak hebat yang putus sekolah hanya karna persolan biaya atau masyarakat yang kesulitan mendapatkan layanan kesehatan karena birokrasi yang berbelit.
Sebagai pemimpin, Bupati dan Wakil Bupati Bone yang terpilih harus menunjukkan bahwa ia bukan hanya sekadar penguasa, tetapi pelayan rakyat. Janji-janji yang telah diucapkan di masa kampanye adalah utang yang harus dibayar tuntas, bukan sekadar menjadi kenangan manis di musim pemilu. Masyarakat Bone siap mengawal dan memastikan bahwa amanah kepemimpinan ini benar-benar dijalankan dengan baik.
Kini, semua mata tertuju pada langkah pertama yang akan diambil oleh pemimpin baru Bone. Akankah ia menjadi pemimpin yang dicatat dalam sejarah sebagai sosok yang membawa kemajuan, atau sekadar nama yang berlalu hampa tanpa meninggalkan jejak berarti?
Hanya waktu dan tindakan yang akan menjawabnya.
Selamat bekerja puang, tunjukan kepada kami yang masih muda, bahwa nilai “Macca na malempu warani na magetteng” yang menjadi syarat seorang pemimpin dapat kami teladani.(*)
