Iklan

Iklan

,

Dari Lautan Duka Di Makassar, Rakyat Menuntut Revolusi

Tim Redaksi
29 Agu 2025, 8/29/2025 06:34:00 PM WIB Last Updated 2025-08-30T01:34:49Z

Oleh: Riyank Dicky Angreza,Sekretaris Jenderal Aliansi Pemuda Bersatu


Jumat, 29 Agustus 2025 akan dikenang sebagai hari paling kelam bagi rakyat dan bangsa ini. Demonstrasi besar di depan kantor DPRD Makassar berubah menjadi tragedi. Gedung dewan terbakar, asap mengepul ke langit, sementara di jalanan tubuh-tubuh tak berdosa tergeletak, bercampur darah dan air mata.


Diantara teriakan rakyat yang menuntut keadilan, suara tangis keluarga korban terdengar lebih keras. Anak kehilangan ayahnya, ibu meratapi putranya, aparat dan massa sama-sama menjadi korban. Kita seolah lupa bahwa di balik seragam dan spanduk, semua masih manusia masih saudara sebangsa.


“Berapa banyak lagi nyawa harus melayang sebelum bangsa ini sadar? Sudah terlalu banyak duka, terlalu banyak darah tertumpah. Jika setiap aksi rakyat hanya dibalas dengan luka, maka kita sedang membangun negeri di atas kuburan harapan. Inilah saatnya revolusi perubahan total agar tragedi seperti ini tidak lagi terulang.”


Aliansi Pemuda Bersatu menilai, tragedi ini bukan sekadar insiden, tetapi cermin gagalnya negara mendengar jeritan rakyatnya. Duka di Makassar harus menjadi penanda bahwa bangsa ini tidak boleh terus berjalan dengan cara lama. Api yang membakar gedung DPRD hanyalah simbol, tetapi api yang sesungguhnya menyala ada di dada rakyat dan itu tak akan pernah padam sebelum keadilan ditegakkan.(*)

Iklan