Oleh : Anita Atriana
Mahasiswa Universitas Negeri Makassar
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari bagaimana tingkatan pendidikan. Maka dari itu seorang pengajar memiliki peranan yang sangat penting untuk meningkatkan mutu pendidikan sebuah negara. Seorang pengajar tentunya ingin melihat semua peserta didiknya untuk berhasil, sehingga dalam pembelajaran kerapkali pengajar menerapkan metode tertentu untuk meningkatkan motivasi peserta didik dalam belajar.
Dalam memilih metode pembelajaran, seorang pengajar perlu menyesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Salah satu kebutuhan yang dimiliki oleh peserta didik adalah kebutuhan penghargaan. Peserta didik akan senang apabila pencapaian dalam hidupnya dihargai oleh orang-orang disekitarnya. Penghargaan yang diberikan oleh guru ataupun orang tua baik sekecil apapun dapat meningkatkan motivasi peserta didik dalam belajar. Maka dari itu guru perlu menerapkan metode yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Salah satu metode pembelajaran yang seringkali diterapkan di sebuah lembaga pengajaran atau sekolah yaitu sistem reward dan punishment, hal ini bermaksud untuk meningkatkan motivasi peserta didik dalam belajar.
Biasanya reward diberikan guru kepada peserta didik sebagai hadiah atas hal postif yang berhasil dicapai, sebaliknya punishment diberikan kepada peserta didik yang telah melakukan suatu kesalahan atau dengan kata lain punishment dapat diartikan sebagai ganjaran yang diberikan kepada peserta didik sebagai hukuman atau apa yang telah di akukan.
Penerapan metode pemberian reward dan punishment kepada peserta didik tentu bukanlah hal yang baru di terapkan dalam sistem pendidikan. Pemberian reward kepada peserta didik memiliki tujuan untuk meningkatkan usaha peserta didik dalam memahami pembelajaran yang diberikan. Adapun punishment diberikan sebagai hukuman agar peserta didik tidak lagi melakukan kesalahan yang sama dikemudian hari.
Ada berbagai macam reward dan juga punishment yang dapat diberikan pengajar kepada peserta didik. Contohnya reward bisa berupa pujian, ucapan selamat, hadiah atau nilai tambahan yang dapat memotivasi peserta didik untuk lebih giat dalam belajar. Adapun punishment dapat berupa hal-hal yang dapat mendidik dan juga dibutuhkan peserta didik dalam dunia pendidikan, yang dapat mengubah perilaku peserta didik dari yang tidak baik menjadi baik.
Penerapan metode punishment dan reward memiliki dampak positif dan juga negatif. Dengan penerapan metode reward dan punishment ini dapat meningkatkan motivasi peserta didik dalam belajar dan membetuk kedisiplinan peserta didik dalam pembelajaran. Selain itu penerapan metode ini juga dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Namun terkadang pemberian reward dan punishment dapat menjadi tekanan bagi peserta didik .
Hal ini disebabkan peserta didik yang cenderung kurang dalam hal segi pemahaman materi akan merasa dirinya terbelakang dan kurang pandai. Selain itu penerapan metode ini juga dapat menyebabkan timbulnya rasa competitor antar peserta didik dalam kelas.
Terkadang dalam penerapan metode ini, peserta didik akan merasa takut ketika mendengar kata ‘Punishment’. Hal ini dikarenakan pikiran mereka telah terdoktrin bahwa punishment artinya adalah hukuman, yang dimana hal ini akan berhubungan dengan kekerasan. Maka dari itu, hal ini menjadi poin penting yang harus dipikirkan oleh tenaga pengajar sebelum memberikan punishment. Alih-alih menimbulkan trauma kepada peserta didik, punishment yang baik adalah punishment yang dapat memberikan dampak positif bagi kehidupan peserta didik di kemudian hari. Maka dari itu, seorang pengajar harus berpikir dengan matang mengenai punishment yang sesuai dengan dengan kemampuan peserta didik.
Selain itu pengajar juga harus memastikan bahwa punishment yang diberikan tidak menjadi beban bagi peserta didik dan sebaliknya justru memotivasi peserta didik dalam pembelajaran.
Contoh punishment yang dapat diberikan seperti misalnya anak yang terlambat diminta untuk menulis sebuah surat perjanjian agar dia tidak lagi melakukan kesalahan tersebut untuk kedua kalinya. Selain menimbulkan rasa jera, punishment ini juga dapat melatih peserta didik menulis sehingga ini dapat membuat tulisan peserta didik lebih baik. Contoh lain dapat berupa pemberian tugas yang dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan kedisiplinan peserta didik.
Namun perlu diingat sekali lagi, bahwa pemberian punishment ini harus sesuai dengan kemampuan peserta didik sehingga hal ini tidak memberatkan peserta didik dalam pembelajaran. Selain itu guru juga harus tetap memantau bagaimana perkembagan serta karakteristik peserta didik dalam pembelajaran sehingga pemberian reward dan punishment sesuai dengan kebutuhan peserta didik.